Banyak orang yang ketika mudik lebaran tahun ini membuat janji untuk datang ke tempat kami. Ada sebagian yang bisa kami temui dan ada sebagian juga yang tidak bisa kami temui karena kami juga mudik untuk berlebaran dengan keluarga. Beragam alasan mereka datang, ada yang hanya ingin memastikan kalau usaha kami benar-benar ada, ada yang langsung membeli produk, ada yang sekedar konsultasi dan ada yang sekedar silaturrahmi mumpung lebaran. Untuk yang berkesempatan datang ke tempat kami dan belum bisa ketemu, kami juga memohon maaf atas hal itu. Semoga hal tersebut tidak menjadikan hubungan kita terputus. Sebagian orang terutama saat mudik lebaran ke desa atau kampung halaman melihat peluang usaha yang ada di perdesaan. Maklum, setelah terjenuhkan sekian lama di perkotaan dengan rutinitas harian dan lain sebagainya dan kadang juga pikiran tidak bisa berjalan maksimal maka ketika pulang ke desa pikiran sedikit lebih fresh sehingga bisa memikirkan sesuatu yang baru. Kami di
S ulawesi Tenggara memiliki potensi yang besar untuk pengembangan usaha ternak sapi karena didukung oleh sumber daya alam yaitu lahan dan pakan, sumber daya manusia, serta peluang pasar yang memadai. Ternak sapi mempunyai prospek dan potensi pasar yang cerah. Selain memberikan tambahan pendapatan bagi petani-peternak, usaha ternak sapi juga merupakan sumber pendapatan daerah melalui perdagangan antarprovinsi dan antarpulau, antara lain ke Maluku, Papua, Jawa (Jakarta), dan Kalimantan Timur (Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara 2005). Kebutuhan daging sapi terus meningkat seiring makin baiknya kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi yang seimbang, pertambahan penduduk, dan meningkatnya daya beli masyarakat. Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan daging dalam negeri yaitu dengan meningkatkan populasi, produksi, dan produktivitas sapi potong. Volume impor sapi potong dan produk olahannya cukup besar, setara dengan 600−700 ekor/tahun (Bamualim et al . 2008). Neraca keb