Sapi Bali merupakan sapi lokal yang banyak
dipelihara di Bali dan memiliki peranan utama sebagai penghasil daging untuk
memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Kualitas daging sapi dapat dilihat dari
beberapa kandungan nutrisi seperti protein, lemak, karbohidrat, abu, air, dll.
Protein pada daging sapi berkisar antara 16 – 22% untuk membentuk jaringan
ikat. Kadar protein akan menurun selama penyimpanan. Hal ini dipengaruhi oleh
adanya penurunan pH pada saat pembentukan asam laktat sehingga terjadi
penurunan daya ikat air. Penurunan pH yang cepat terjadi karena adanya pemecahan
ATP untuk meningkatkan kontraksi aktomiosin dan daya mengikat protein.
Kadar lemak daging sapi secara umum berkisar antara 2,5% tergantung jenis,
spesies, umur dan aktivitas ternak. Kadar karbohidrat daging sapi terdapat
dalam jumlah sedikit yaitu kurang dari 1% dari berat daging yang berbentuk
glikogen dan asam laktat. Kadar air daging juga sangat penting karena dapat
berpengaruh pada warna, tekstur, kekenyalan, kesan jus dan keempukan. Daya
mengikat air ini bisa dipengaruhi oelh
faktor pakan, transportasi, pemasakan, jenis otot, suhu, kelembaban,
penyimpanan dan preservasi. Pengikatan kadar air ini disebabkan oleh adanya pH dimana
jika penurunan pH otot yang cepat maka daya ikat air menjadi rendah, hal ini
dikarenakan pH daging menyebabkan struktur daging terbuka sehingga menurunkan
daya ikat air dan jika nilai pH tingg maka daya ikat air tinggi. Kadar abu juga
mempengaruhi nilai nutrisi daging sapi karena kadar abu menggambarkan banyaknya
mineral yang tidak terbakar menjadi zat yang mudah menguap. Otot aktif memiliki
kadar abu lebih tinggi karena bagian daging tergolong jaringan yang keras. Faktor
lain yang mempengaruhi nutrisi daging sapi adalah jenis otot dan lama
penyimpanan daging. Jenis otot berpengaruh pada tingkat kesukaan konsumen
terhadap daging dan lama penyimpanan dilakukan untuk mempertahankan nutrisi dan
kualitas daging.
Bungkil kedelai Bungkil kedelai adalah produk hasil ikutan penggilingan biji kedelai setelah diekstraksi minyaknya secara mekanis ( ekspeller ) atau secara kimia ( solvent ). a. Mutu pakan Mutu fisik Uji mutu fisik dari bungkil kedelai dapat dilihat dari kerapatan tumpukan dan dengan uji apung. Kerapatan tumpukan dari bungkil kedelai yang baik adalah 594,1 – 610,2 kg/m 3 . Kerapatan tumpukan merupakan perbandingan antara berat bahan dengan volume ruang yang ditempati. Mutu organoleptik Uji organoleptik dari bungkil kedelai dapat dilihat dari warna, bau, tekstur dan rasa. Warna yang baik dari bungkil kedelai adalah coklat muda kekuningan, bau apek atau khas kedelai, tekstur halus dan rasa hambar. Mutu kimia Uji kimiawi dari bungkil kedelai adalah dapat dilihat dari kandungan nutrisinya Komposisi (%) Mutu 1 Mutu 2 Mutu 3 Air 12 12 12 Protein kasar 47
Komentar
Posting Komentar