Langsung ke konten utama

Saat Tepat Memulai Bisnis Ternak Unggas

peluang bisnis ternak, entok, menthok, mesin penetas telur Banyak orang yang ketika mudik lebaran tahun ini membuat janji untuk datang ke tempat kami. Ada sebagian yang bisa kami temui dan ada sebagian juga yang tidak bisa kami temui karena kami juga mudik untuk berlebaran dengan keluarga. Beragam alasan mereka datang, ada yang hanya ingin memastikan kalau usaha kami benar-benar ada, ada yang langsung membeli produk, ada yang sekedar konsultasi dan ada yang sekedar silaturrahmi mumpung lebaran. Untuk yang berkesempatan datang ke tempat kami dan belum bisa ketemu, kami juga memohon maaf atas hal itu. Semoga hal tersebut tidak menjadikan hubungan kita terputus.
Sebagian orang terutama saat mudik lebaran ke desa atau kampung halaman melihat peluang usaha yang ada di perdesaan. Maklum, setelah terjenuhkan sekian lama di perkotaan dengan rutinitas harian dan lain sebagainya dan kadang juga pikiran tidak bisa berjalan maksimal maka ketika pulang ke desa pikiran sedikit lebih fresh sehingga bisa memikirkan sesuatu yang baru. Kami di sini hanya akan membicarakan sektor peternakan karena itu merupakan bidang kami sedangkan peluang usaha di sektor lainnya sangat tidak pantas kami membahasnya karena kami bukan ahlinya. Setelah melihat peluang yang ada, maka timbul pertanyaan apakah nantinya peluang ini akan ditangani langsung atau bisa system gaduh? Tapi ini adalah masalah lain, yang terpenting sekarang adalah dari sisi peluang untuk memulai usaha ternak unggas.
Sebut saja bapak Fahad, salah satu pelanggan kami dari Sukabumi ketika mudik lebaran kemaren berkesempatan bertemu dengan kami. Sebelumnya memang sudah pernah memesan bibit unggas dan kali ini membeli mesin penetas telur untuk mencoba lebih serius menekuni usaha tersebut. Beliau bercerita panjang lebar tentang usahanya yang dulu-dulu tentang perunggasan. Kebetulan waktu kerja dikantornya dapat di atur sehingga masih berkesempatan untuk menjalankan bisnis ini. Beliau bercerita, bahwa di sana (Sukabumi) peluang beternak enthok sangat-sangat bagus terutama masalah harga. Dari pembicaraan yang panjang lebar tersebut, kami dapat menyimpulkan satu peluang berharga yaitu peluang bisnis enthok dan satu pengalaman berharga yaitu cara mencari partner/karyawan. Dalam mencari karyawan untuk zaman sekarang ini (maaf, karena mencari orang jujur saat ini bisa dibilang sangat-sangat sulit) perlu hati-hati. Beliau tidak segan-segan tidur dirumah calon karyawan yang akan direkrutnya, karena dari keseharian calon karyawan paling tidak bisa mencerminkan kepribadian hidupnya walau tidak 100% terjadi.
Ada juga yang datang membeli mesin penetas telur dari usaha semula yaitu beternak sapi potong, tapi usahanya saat ini bisa di bilang nunggu tanggal untuk tutupnya alias bankrut. “Lha bagaimana mas, setahun yang lalu saya beli sapi seharga 5 juta, tapi sekarang hanya laku 4 juta. Yang 1 juta itu kemana dan biaya perawatan selama itu ikut siapa? ” Aku sang bapak tersebut. Sekarang Beliau berusaha melirik bisnis ternak unggas terutama ayam kampung dengan mencoba membeli mesin penetas telur sebagai langkah awal. Kalau berhasil tidak mustahil akan dikembangkan dalam jumlah besar dan membeli mesin tetas kapasitas besar karena sudah didukung sarana seperti kandang bekas sapi potong dan SDM yang memadai seperti lulusan SNAKMA dan lainnya.
Ada juga yang bercerita tentang kemalasannya untuk balik ke tempat kerja semula karena dianggap pekerjaan tersebut monoton dan tidak ada peningkatan skill. Ada salah satu teman kami yang bekerja pada salah satu perusahaan penggemukan (fattening) kambing dengan penempatan kerja di Lampung. Dia bilang balik kerja setelah lebaran hanya untuk menyelesaikan tugas dan kalau bisa berpamitan atau paling tidak bikin ulah agar di PHK sehingga dapat pesangon dan dari pesangon tersebut akan digunakan untuk memulai usaha ternak ayam kampung di kota Batu-Malang. Cerita dari salah satu rekan kuliah dulu di fakultas peternakan ketika berkunjung ke rumah kami pada lebaran tahun ini.
Ada juga yang beralasan ingin memulai usaha unggas (enthok) karena harga enthok di tempat tinggalnya cukup mahal dan sangat potensial. Di samping itu dia juga sudah bosan alias jenuh beternak sapi perah yang perawatannya bisa dibilang agak ‘manja’ sehingga yang empunya ternak tidak bisa pergi kemana-mana karena butuh pemerahan rutin pagi dan siang dan yang merawat mesti orang yang sama. Di tambah lagi masalah klasik dalam beternak sapi perah yaitu antara harga susu dan pakan yang tidak seimbang, sehingga hasil yang diperoleh setiap hari hanya cukup untuk biaya perawatan.
Beternak unggas baik untuk tujuan pedaging ataupun petelur sebenarnya tidak serumit yang dibayangkan, hanya butuh manajemen usaha saja yang lebih baik. Buktinya bapak, kakek dan masyarakat sebelumnya kita sudah ada beternak. Kalau mereka dulu baru bisa menjual ayam kampung pada umur 4-5 bulan, maka hal itu tidak perlu kita tiru. Kalau kita bisa menjual ayam kampung dalam hitungan 2-3 bulan atau itik/bebek hitungan 50 hari saja kenapa tidak? Kemajuan zaman, teknologi dan informasi semestinya kita ikuti agar kita tidak tertinggal perkembangan.
Dari paparan realita di atas dan juga bukti dilapangan diantaranya kami masih kebanjiran order untuk bibit unggas terutama doc ayam kampung, doc ayam arab, dod itik mojosari, dan mesin penetas telur maka bisa disimpulkan bahwa peluang bisnis unggas saat ini masih sangat menjanjikan. Memang kendala utama selama ini yang di rasa menghambat adalah faktor pakan, akan tetapi perlu diingat kendala perlu di cari solusinya. Sebelumnya kami juga sudah menuliskan permasalahan pakan unggas dan sedikit solusi dalam mengatasinya. Jadi tidak ada salahnya kalau kita mencobanya sekarang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengendalian Mutu Bahan Pakan (Bungkil Kedelai)

  Bungkil kedelai    Bungkil kedelai adalah produk hasil ikutan penggilingan biji kedelai setelah diekstraksi minyaknya secara mekanis ( ekspeller ) atau secara kimia ( solvent ). a.       Mutu pakan Mutu fisik Uji mutu fisik dari bungkil kedelai dapat dilihat dari kerapatan tumpukan dan dengan uji apung. Kerapatan tumpukan dari bungkil kedelai yang baik adalah 594,1 – 610,2 kg/m 3 . Kerapatan tumpukan merupakan perbandingan antara berat bahan dengan volume ruang yang ditempati. Mutu organoleptik Uji organoleptik dari bungkil kedelai dapat dilihat dari warna, bau, tekstur dan rasa. Warna yang baik dari bungkil kedelai adalah coklat muda kekuningan, bau apek atau khas kedelai, tekstur halus dan rasa hambar. Mutu kimia Uji kimiawi dari bungkil kedelai adalah dapat dilihat dari kandungan nutrisinya Komposisi (%) Mutu 1 Mutu 2 Mutu 3 Air 12 12 12 Protein kasar 47

Pengendalian Mutu Bahan Pakan Hewani (Tepung ikan)

Tepung ikan merupakan salah satu hasil pengawetan ikan dalam bentuk kering yang dihilangkan seluruh lemaknya. a.       Mutu pakan Mutu fisik Uji mutu fisik dari tepung ikan dapat dilihat dari uji apung dan uji kehalusan. Mutu organoleptik Mutu organoleptik dari tepung ikan dapat dilihat dari warna, bau, tekstur dan rasa. Warna yang baik dari tepung ikan adalah kuning kecoklatan, bau amis atau khas ikan, rasa amis dan tekstur halus. Mutu kimiawi Mutu kimiawi dari tepung ikan dapat dilihat dari kandungan nutrisi. Komposisi Mutu I Mutu II Mutu III a)      Air (%) maks 10 12 12 b)      PK (%) min 65 55 45 c)      SK (%) maks 1,5 2,5 3 d)      Abu (%) maks 20 25 30 e)      LK (%) maks 8 10 12 f)     

Kegunaan ATP (energi) untuk Kontraksi Otot Ternak

Sapi Bali merupakan sapi lokal yang banyak dipelihara di Bali dan memiliki peranan utama sebagai penghasil daging untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Kualitas daging sapi dapat dilihat dari beberapa kandungan nutrisi seperti protein, lemak, karbohidrat, abu, air, dll. Protein pada daging sapi berkisar antara 16 – 22% untuk membentuk jaringan ikat. Kadar protein akan menurun selama penyimpanan. Hal ini dipengaruhi oleh adanya penurunan pH pada saat pembentukan asam laktat sehingga terjadi penurunan daya ikat air. Penurunan pH yang cepat terjadi karena adanya pemecahan ATP untuk meningkatkan kontraksi aktomiosin dan daya mengikat protein . Kadar lemak daging sapi secara umum berkisar antara 2,5% tergantung jenis, spesies, umur dan aktivitas ternak. Kadar karbohidrat daging sapi terdapat dalam jumlah sedikit yaitu kurang dari 1% dari berat daging yang berbentuk glikogen dan asam laktat. Kadar air daging juga sangat penting karena dapat berpengaruh pada warna, tekstur, kekenyalan,